Skip to content
georgegordonfirstnation
Menu
  • About
  • Blog
  • Contact
  • Home
  • Portfolio
  • Resources
  • Sample Page
Menu

PLN EPI Dorong Pemanfaatan Bioenergi Gantikan Biomassa

Posted on October 7, 2025October 7, 2025 by admin

georgegordonfirstnation – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus memperkuat komitmennya terhadap transisi energi bersih dengan mendorong pemanfaatan bioenergi sebagai pengganti biomassa konvensional dalam pembangkit listrik. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar PLN menuju Net Zero Emission (NZE) 2060, sekaligus mempercepat kemandirian energi berbasis sumber daya lokal yang berkelanjutan.

Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menjelaskan bahwa inovasi bioenergi tidak hanya difokuskan pada bahan bakar dari limbah pertanian atau hutan, tetapi juga pada pengembangan bahan baku baru seperti bioetanol, biometana, dan bio-oil. Menurutnya, penggantian biomassa dengan bioenergi dapat meningkatkan efisiensi produksi listrik dan mengurangi emisi karbon secara signifikan.

“Bioenergi merupakan bentuk evolusi dari biomassa. Jika biomassa masih menggunakan bentuk padat seperti wood pellet, maka bioenergi sudah dalam bentuk cair atau gas yang lebih mudah diolah dan efisien untuk proses pembakaran di pembangkit,” ujar Iwan di sela acara Forum Energi Hijau Nasional 2025, Selasa (7/10).

Langkah Nyata Menuju Energi Bersih

PLN EPI saat ini tengah menjalankan sejumlah proyek percontohan di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Sumatera Selatan, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur, dengan mengganti sebagian bahan bakar batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi campuran bioenergi. Program ini berhasil menekan emisi hingga 30 persen, tanpa menurunkan performa produksi listrik.

Selain itu, PLN EPI menggandeng Kementerian ESDM, BRIN, serta beberapa perguruan tinggi nasional untuk mengembangkan teknologi co-firing berbasis bioenergi cair. Teknologi ini memungkinkan proses pembakaran lebih stabil dan efisien dibandingkan dengan biomassa tradisional yang masih membutuhkan pengeringan dan pemrosesan tambahan.

“Dengan bioenergi, kami tidak hanya berbicara soal pengganti batu bara, tapi juga menciptakan sistem energi yang benar-benar berkelanjutan. Kita ingin agar transisi ini tidak berhenti di tahap substitusi, melainkan menjadi transformasi menyeluruh,” tambah Iwan.

Potensi Ekonomi Lokal

Pemanfaatan bioenergi juga dinilai mampu memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat daerah. PLN EPI menggandeng sejumlah BUMDes dan koperasi tani untuk memasok bahan baku bioenergi dari limbah kelapa sawit, singkong, dan tebu. Dengan demikian, rantai pasok energi hijau tidak hanya mengandalkan impor, tetapi memberdayakan sektor pertanian dalam negeri.

Menurut Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Andriyanto, kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa transisi energi dapat berjalan beriringan dengan pembangunan ekonomi desa. “Produksi bioenergi membuka peluang kerja baru di sektor hulu hingga hilir. Petani yang sebelumnya hanya menjual hasil panen kini bisa menjadi bagian dari rantai industri energi nasional,” ujarnya.

Berdasarkan perhitungan PLN EPI, potensi bioenergi di Indonesia mencapai 32 gigawatt, namun baru sekitar 12 persen yang termanfaatkan. Dengan dukungan regulasi dan investasi yang memadai, potensi ini diyakini dapat menjadi sumber utama energi nasional di masa depan.

Tantangan dan Inovasi

Meski prospeknya besar, pengembangan bioenergi masih menghadapi tantangan seperti biaya produksi tinggi, keterbatasan infrastruktur distribusi, serta standar kualitas bahan baku yang belum seragam. Untuk menjawab hal itu, PLN EPI bersama mitra riset tengah mengembangkan Bioenergy Processing Center (BPC) di Jawa Barat, yang akan menjadi pusat pengujian kualitas, efisiensi, dan standarisasi biofuel nasional.

Selain itu, perusahaan juga berupaya menarik minat investor swasta dan lembaga keuangan hijau untuk mendukung proyek-proyek bioenergi melalui skema green financing. “Kami ingin memastikan ekosistemnya matang—mulai dari bahan baku, produksi, hingga distribusi. Hanya dengan cara itu, bioenergi bisa bersaing dengan bahan bakar fosil,” kata Iwan.

Menuju Transisi Energi yang Inklusif

Langkah PLN EPI sejalan dengan kebijakan pemerintah yang menargetkan rasio bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 25 persen pada 2030. Bioenergi diharapkan menjadi salah satu kontributor utama dalam mencapai target tersebut, bersama tenaga surya dan angin.

Kementerian ESDM menegaskan dukungannya terhadap inisiatif PLN EPI. “Bioenergi adalah masa depan energi Indonesia. Selain ramah lingkungan, ini juga memperkuat ketahanan energi nasional,” ujar Andriyanto.

Dengan visi tersebut, PLN EPI optimistis bahwa transformasi dari biomassa menuju bioenergi bukan sekadar perubahan teknis, tetapi juga lompatan strategis menuju kemandirian energi nasional. Melalui kolaborasi lintas sektor, riset berkelanjutan, dan pemberdayaan masyarakat lokal, Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara terdepan di Asia dalam pengembangan energi hijau.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Archives

  • October 2025
  • September 2025

Categories

  • Internarsional
  • Nasional
  • Viral
©2025 georgegordonfirstnation | Design: Newspaperly WordPress Theme