georgegordonfirstnation – Wakil Ketua DPD RI, Tamsil Linrung, mendapat apresiasi dari Direktur Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Dwi Larso. Ia disebut sebagai sosok yang pertama kali menggagas ide dana abadi pendidikan, sebuah langkah yang kini terbukti menjadi fondasi penting dalam pembiayaan pendidikan nasional. Dalam forum Executive Brief bertema “Optimalisasi Pemerataan Pendidikan: Beasiswa KIP Kuliah, LPDP, dan PIP Menuju Indonesia Emas 2045” di Jakarta, gagasan itu kembali mendapat sorotan.
- Latar Belakang Gagasan Dana Abadi
Ide dana abadi pendidikan muncul ketika Tamsil Linrung masih menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI. Saat itu, alokasi pendidikan kerap terbatas dan berpotensi dipotong karena kebutuhan lain dalam APBN. Tamsil menilai, pendidikan harus memiliki jaminan keberlanjutan. Karena itulah ia mengusulkan agar negara menyediakan dana abadi, semacam tabungan nasional, yang keuntungannya bisa digunakan untuk membiayai pendidikan generasi berikutnya. Menurut Dwi Larso, inisiatif ini menunjukkan pandangan jauh ke depan, mengingat pada masa itu belum banyak pihak yang berpikir soal mekanisme pendanaan jangka panjang bagi pendidikan. - Pertumbuhan Dana hingga Ratusan Triliun
Sejak resmi dibentuk, dana abadi pendidikan terus tumbuh signifikan. Dari alokasi awal sekitar Rp1 triliun, kini jumlahnya menembus Rp154 triliun. Lonjakan ini tidak hanya membuktikan keberhasilan negara dalam menjaga komitmen investasi pendidikan, tetapi juga mengokohkan gagasan Tamsil sebagai terobosan strategis. Dana sebesar ini kemudian dikelola LPDP untuk mendukung berbagai program, mulai dari beasiswa dalam dan luar negeri, riset, inovasi, hingga pembangunan kapasitas sumber daya manusia di sektor strategis. Pertumbuhan tersebut juga menandakan bahwa ide yang lahir lebih dari sepuluh tahun lalu kini menjadi salah satu aset terbesar bangsa di bidang pendidikan. - Beasiswa Sebagai Investasi Sosial
Dalam pandangan Tamsil Linrung, beasiswa tidak boleh sekadar dipahami sebagai bantuan biaya kuliah. Lebih dari itu, beasiswa adalah investasi sosial. Setiap penerima beasiswa dianggap sebagai agen perubahan yang nantinya kembali ke daerah asal untuk membangun masyarakat. Dengan ilmu, jejaring, dan pengalaman yang didapat selama menempuh pendidikan, mereka diharapkan mampu mendorong transformasi sosial dan ekonomi. Efek berantai inilah yang menurut Tamsil menjadi alasan kenapa dana abadi pendidikan harus terus diperbesar. Ia meyakini, generasi muda yang mendapat akses pendidikan berkualitas akan menjadi motor penggerak menuju Indonesia Emas 2045. - Tantangan Pemerataan dan Akses
Meski manfaatnya besar, pelaksanaan program pendidikan berbasis dana abadi masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah akses yang belum merata. Banyak calon mahasiswa dari keluarga miskin yang sebenarnya layak menerima beasiswa, tetapi tidak terdaftar dalam basis data resmi. Akibatnya, mereka luput dari bantuan. Selain itu, distribusi penerima beasiswa juga masih terpusat di perguruan tinggi besar di kota-kota utama. Sementara kampus-kampus di daerah tertinggal, yang justru banyak menampung mahasiswa dari keluarga sederhana, belum mendapatkan perhatian yang sepadan. Menurut Tamsil, hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama agar manfaat dana abadi benar-benar menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. - Komitmen DPD RI dalam Mengawal Kebijakan Pendidikan
Sebagai lembaga perwakilan daerah, DPD RI menegaskan komitmennya untuk mengawal kebijakan pendidikan agar berjalan sesuai tujuan. Tamsil menyoroti putusan Mahkamah Agung yang menetapkan pendidikan dasar gratis bagi sekolah negeri maupun swasta. Implementasi regulasi ini, katanya, harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat, terutama sekolah swasta di daerah yang sering menjadi pilihan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu. “DPD RI akan mengawal penuh agar pendidikan gratis ini tidak hanya berhenti di atas kertas, tetapi bisa dijalankan di lapangan,” ujarnya. Ia menambahkan, pendidikan harus dipandang sebagai hak fundamental seluruh anak bangsa, bukan sebagai beban biaya yang membebani keluarga miskin.
Apresiasi dari Direktur Beasiswa LPDP menjadi penegasan bahwa gagasan jangka panjang yang dirintis Tamsil Linrung terbukti membawa hasil nyata. Dana abadi pendidikan yang dahulu lahir sebagai ide sederhana kini berkembang menjadi pilar utama pembiayaan pendidikan Indonesia. Dengan pengelolaan yang semakin baik, dukungan lembaga negara, serta komitmen pada pemerataan, dana abadi pendidikan diharapkan mampu mencetak generasi emas yang akan memimpin Indonesia di tahun 2045.
