georgegordonfirstnation.com Koperasi Merah Putih (KMP) Grogol resmi menjadi model nasional untuk pengembangan koperasi di Kota Depok. Penetapan ini menjadi langkah penting pemerintah dalam membangun sistem ekonomi berbasis komunitas yang kuat dan mandiri. Pembangunan KMP Grogol ditinjau langsung oleh Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita bersama jajaran Kodim 0508/Depok. Kegiatan ini menjadi bagian dari program nasional membangun 80 ribu titik Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (DKUM) Kota Depok, Mohamad Thamrin, menjelaskan bahwa KMP Grogol dipilih sebagai percontohan karena memenuhi kriteria strategis. Salah satu syarat penting adalah ketersediaan lahan milik Pemerintah Kota Depok yang siap digunakan. Menurutnya, KMP ini menjadi simbol nyata dari semangat gotong royong dan pemberdayaan ekonomi lokal.
“Dari 63 Koperasi Merah Putih yang terbentuk di Depok, Grogol terpilih karena lahannya milik pemerintah dan sudah disetujui Wali Kota. Proyek ini kami harapkan menjadi contoh nasional,” ujar Thamrin.
Sinergi Pemerintah dan TNI
Pembangunan KMP Grogol merupakan hasil kerja sama antara Kodim 0508/Depok, Kementerian Koperasi dan UKM, serta DKUM Kota Depok. Koordinasi lintas lembaga ini memperlihatkan sinergi yang kuat untuk memperkuat fondasi ekonomi masyarakat.
Lahan yang digunakan memiliki luas sekitar 1.000 meter persegi. Dari jumlah tersebut, 600 meter difungsikan untuk bangunan utama, sedangkan 400 meter untuk area parkir. Skala tersebut sudah sesuai dengan standar nasional pembangunan koperasi yang ditetapkan pemerintah pusat.
“Model ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi daerah lain. Presiden menginginkan setiap KMP memiliki fasilitas lengkap dengan tata letak yang efisien,” jelas Thamrin.
Fasilitas Terpadu untuk Masyarakat
KMP Grogol tidak sekadar tempat transaksi ekonomi, melainkan pusat kegiatan warga. Dalam satu kompleks akan tersedia gerai sembako, klinik kesehatan, agen perbankan, dan area pergudangan. Gudang ini nantinya menampung hasil panen petani lokal yang akan digunakan untuk kebutuhan beras dalam program Mitigasi Bencana Gotong Royong (MBG).
Dengan sistem ini, perputaran ekonomi bisa terjadi di tingkat masyarakat tanpa bergantung pada pasokan dari luar kota. “Selama ini kebutuhan beras kita masih banyak berasal dari luar Depok. Dengan koperasi ini, hasil panen petani bisa langsung dikelola di dalam kota. Uang berputar di Depok, tenaga kerja juga dari warga sekitar,” kata Thamrin.
Model ekonomi seperti ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan daerah dan memberi nilai tambah bagi warga, terutama petani kecil dan pelaku usaha mikro.
Dikelola Langsung Pemerintah Pusat
Pembangunan fisik KMP Grogol dikelola langsung oleh PT Agrinas, perusahaan yang ditunjuk pemerintah pusat di bawah koordinasi Danantara. Pemerintah Kota Depok berperan menyediakan lahan dan mendukung proses administratif.
“Pembangunan sepenuhnya ditangani oleh pusat. Kami di daerah hanya menyiapkan lahan dan memastikan kebutuhan masyarakat terakomodasi,” jelas Thamrin.
Keterlibatan PT Agrinas menjadi jaminan bahwa proyek ini berjalan sesuai standar nasional. Perusahaan tersebut berpengalaman dalam mengelola proyek ekonomi berbasis masyarakat, sehingga kualitas dan kecepatan pembangunan dapat terjaga.
Tantangan Keterbatasan Lahan
Meski proyek KMP Grogol sukses menjadi model nasional, Thamrin mengakui tantangan terbesar di wilayah perkotaan adalah keterbatasan lahan. Harga tanah di Depok tinggi, sementara sebagian besar lahan telah digunakan untuk pemukiman dan fasilitas umum.
“Idealnya setiap kecamatan memiliki satu Koperasi Merah Putih. Namun karena lahan terbatas dan mahal, kami berkoordinasi dengan Badan Keuangan Daerah (BKD) untuk memanfaatkan aset pemerintah seperti eks kantor kelurahan atau puskesmas,” jelasnya.
Pendekatan ini dinilai lebih efisien karena memanfaatkan aset yang sudah ada tanpa menambah anggaran untuk pembebasan lahan baru.
Mendorong Kemandirian Ekonomi Warga
KMP Grogol diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi rakyat di tingkat lokal. Dengan koperasi ini, masyarakat tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga pengelola aktivitas ekonomi. Koperasi membuka lapangan kerja baru, meningkatkan perputaran uang di daerah, dan memperkuat hubungan antara petani, pelaku UMKM, serta lembaga keuangan.
Selain itu, koperasi juga berperan penting dalam mitigasi bencana. Dengan adanya stok bahan pangan di gudang, pemerintah dapat menyalurkan bantuan lebih cepat saat terjadi situasi darurat. “KMP tidak hanya bicara ekonomi, tetapi juga ketahanan sosial. Kami ingin menciptakan sistem yang membuat warga saling membantu, terutama dalam keadaan darurat,” tambahnya.
Penutup
KMP Grogol menjadi contoh nyata sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam membangun ekonomi gotong royong. Fasilitas lengkap dan manajemen profesional diharapkan menjadikan koperasi ini model penguatan ekonomi lokal sekaligus peningkatan kesejahteraan warga Depok.
Keberhasilan proyek ini membuktikan bahwa konsep koperasi modern bisa berjalan di wilayah perkotaan. Dengan kolaborasi dan semangat gotong royong, pembangunan ekonomi berbasis komunitas bisa menjadi pilar kemandirian bangsa.us bergulir, membawa harapan baru bagi masyarakat untuk mandiri secara ekonomi, sosial, dan kemanusiaan.

Cek Juga Artikel Dari Platform zonamusiktop.com
