georgegordonfirstnation.com Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-37 tingkat Provinsi Aceh terus berlanjut dengan antusiasme tinggi. Pada hari ketiga ajang bergengsi ini, Kafilah Kabupaten Aceh Besar mengirim sebanyak 12 peserta untuk berlaga di berbagai cabang lomba yang digelar di Kabupaten Pidie Jaya.
Ketua Kafilah Aceh Besar, Farhan AP, menyampaikan bahwa seluruh peserta sudah siap tampil maksimal demi membawa pulang hasil terbaik untuk daerah. Menurutnya, partisipasi kali ini tidak hanya tentang perlombaan, tetapi juga bentuk pengabdian dalam menjaga kemurnian dan kecintaan terhadap Al-Qur’an.
“Hari ini kami menurunkan peserta di berbagai cabang lomba, mulai dari tilawah anak-anak, khattil Qur’an cabang dekorasi, tafsir, hingga tahfiz. Semua peserta sudah kami persiapkan sejak lama,” ujar Farhan.
Cabang Lomba yang Diikuti Peserta
Dalam rincian pesertanya, Kafilah Aceh Besar menurunkan satu peserta tilawah kanak-kanak putra, dua peserta khattil Qur’an dekorasi putra dan putri, satu peserta tafsir Al-Qur’an bahasa Indonesia putra, serta beberapa peserta tahfiz 5 juz dan 20 juz kategori putra.
Selain itu, sejumlah peserta juga akan tampil di cabang qiraah sab’ah dan syarhil Qur’an. Setiap peserta sudah melalui seleksi ketat di tingkat kabupaten sebelum mewakili Aceh Besar di ajang provinsi ini.
“Para peserta kami berlatih selama berbulan-bulan. Mereka mendapat bimbingan langsung dari pelatih yang berpengalaman di tingkat nasional,” tambah Farhan.
Tujuan dan Harapan dalam Ajang MTQ
MTQ tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga momentum memperkuat syiar Islam dan meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap Al-Qur’an. Farhan menegaskan bahwa misi utama keikutsertaan Aceh Besar adalah membumikan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami ingin MTQ bukan hanya tempat mencari juara, tapi wadah pembentukan karakter islami generasi muda. Setiap huruf yang dibaca adalah ibadah,” ujarnya.
Pihak kafilah juga berharap ajang ini bisa menjadi sarana mempererat persaudaraan antar daerah di seluruh Aceh. Dengan pertemuan ini, para qari dan qariah bisa saling bertukar pengalaman dalam seni baca dan penghafalan Al-Qur’an.
Dukungan Penuh dari Pemerintah Daerah
Kehadiran Kafilah Aceh Besar mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Bupati bersama jajaran pemerintahan turut memberikan motivasi dan bantuan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
Dukungan ini meliputi akomodasi, konsumsi, hingga pembinaan mental dan spiritual bagi seluruh peserta. “Kami ingin para kafilah merasa nyaman dan fokus pada penampilan mereka. Dukungan ini bentuk apresiasi terhadap semangat mereka,” kata Farhan.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Aceh Besar yang ikut mendoakan. Menurutnya, dukungan doa adalah kekuatan utama bagi para peserta yang tengah berjuang membawa nama daerah di panggung provinsi.
Antusiasme dan Semangat Peserta
Salah satu peserta tahfiz 20 juz, Rizky Maulana, mengungkapkan kebahagiaannya bisa mewakili Aceh Besar di ajang MTQ ke-37 ini. Ia mengatakan bahwa sejak kecil sudah bercita-cita menjadi hafiz Al-Qur’an dan mengikuti kompetisi tingkat provinsi seperti ini.
“Rasanya senang sekali bisa tampil membawa nama daerah. Saya ingin membuktikan bahwa anak muda Aceh Besar mampu berprestasi lewat Al-Qur’an,” kata Rizky.
Peserta lain dari cabang tilawah kanak-kanak juga terlihat antusias. Mereka berlatih setiap hari dengan bimbingan pelatih untuk menjaga suara, intonasi, dan tajwid agar tampil maksimal di depan dewan hakim.
Penilaian Dewan Hakim dan Standar Kompetisi
Pelaksanaan MTQ ke-37 Aceh tahun ini dinilai lebih ketat dan profesional dibanding tahun sebelumnya. Setiap cabang memiliki kriteria penilaian yang rinci, termasuk tajwid, fashahah (kelancaran bacaan), serta penghayatan makna ayat yang dibacakan.
Dewan hakim berasal dari berbagai latar belakang, termasuk ulama, qari nasional, dan akademisi bidang ilmu Al-Qur’an. Hal ini diharapkan dapat memberikan penilaian yang objektif dan adil bagi seluruh peserta.
Menurut panitia, standar penilaian kali ini mengikuti pedoman nasional MTQ yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ). Dengan sistem ini, peserta tidak hanya dinilai dari suara merdu, tetapi juga dari kemampuan memahami isi ayat yang dilantunkan.
Aceh Besar Optimis Raih Hasil Terbaik
Farhan menyampaikan optimisme tinggi bahwa Aceh Besar mampu mencetak prestasi di MTQ ke-37. Ia mengaku melihat potensi besar dari para peserta yang sudah menunjukkan kemampuan luar biasa sejak babak penyisihan.
“Insya Allah, kami optimis bisa membawa pulang hasil terbaik. Namun, yang lebih penting adalah menjaga semangat kebersamaan dan keikhlasan dalam berlomba,” ujarnya.
Kafilah Aceh Besar berkomitmen menjadikan pengalaman di MTQ ini sebagai langkah awal untuk terus berkontribusi dalam pengembangan kegiatan keagamaan di masa depan.
Makna MTQ bagi Generasi Muda Aceh
MTQ telah menjadi bagian penting dalam pembinaan generasi muda Aceh. Setiap ajang selalu melahirkan qari dan qariah baru yang siap mengharumkan nama daerah di tingkat nasional.
Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat nilai moral, disiplin, dan tanggung jawab. Generasi muda diajak untuk memahami bahwa Al-Qur’an bukan sekadar bacaan, tetapi pedoman hidup.
Farhan berharap ke depan kegiatan serupa terus mendapat perhatian dari semua pihak. “MTQ adalah investasi spiritual untuk masa depan bangsa. Dari sinilah lahir generasi Qur’ani yang berakhlak mulia dan cinta damai,” tutupnya.

Cek Juga Artikel Dari Platform festajunina.site
