georgegordonfirstnation.com Gunung api Gunung Bur Ni Telong yang berada di wilayah Kabupaten Bener Meriah menunjukkan peningkatan aktivitas kegempaan dalam beberapa waktu terakhir. Meski demikian, hasil pemantauan visual dan instrumental menyatakan status gunung api tersebut masih berada pada Level II (Waspada).
Gunung api bertipe strato ini memiliki karakteristik aktivitas yang dinamis. Peningkatan kegempaan menjadi salah satu indikator yang selalu dipantau secara ketat oleh otoritas kebencanaan karena berkaitan langsung dengan pergerakan magma di bawah permukaan.
Pihak berwenang menegaskan bahwa kenaikan aktivitas belum menunjukkan tanda-tanda erupsi dalam waktu dekat. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan mengingat perubahan aktivitas gunung api dapat terjadi secara cepat.
Kronologi Peningkatan Kegempaan
Peningkatan aktivitas ditandai dengan terdeteksinya gempa terasa dengan kekuatan menengah di sekitar kawasan gunung. Lokasi gempa berada di area barat daya puncak gunung dengan jarak beberapa kilometer dari pusat aktivitas.
Setelah gempa terasa tersebut, alat pemantau mencatat lonjakan kegempaan vulkanik. Aktivitas tersebut meliputi Gempa Vulkanik Dalam dan Gempa Vulkanik Dangkal yang muncul secara beruntun.
Jenis kegempaan ini umumnya berkaitan dengan pergerakan fluida dan magma di dalam tubuh gunung api. Intensitas yang meningkat dan kedalaman yang semakin dangkal menjadi perhatian utama para pengamat gunung api.
Meski sempat meningkat, laporan terakhir menunjukkan aktivitas kegempaan kembali menurun. Penurunan ini menjadi salah satu alasan status gunung api belum dinaikkan ke level yang lebih tinggi.
Hasil Pengamatan Visual
Selain pemantauan kegempaan, pengamatan visual juga dilakukan secara rutin. Dari hasil pengamatan, gunung api terlihat jelas tanpa adanya asap kawah yang signifikan.
Tidak teramati kolom abu maupun hembusan gas tebal dari puncak gunung. Kondisi ini memperkuat kesimpulan bahwa aktivitas permukaan masih tergolong normal.
Pengamatan visual menjadi pelengkap penting dalam analisis aktivitas gunung api. Kombinasi data visual dan instrumental digunakan untuk menentukan tingkat status secara akurat.
Analisis Badan Geologi
Menurut analisis Badan Geologi, peningkatan kegempaan yang terjadi menunjukkan bahwa sistem magma di bawah Gunung Bur Ni Telong cukup sensitif terhadap gangguan.
Gempa tektonik lokal di sekitar gunung dinilai dapat memicu respons aktivitas vulkanik. Hal ini terlihat dari munculnya gempa susulan setelah gempa tektonik.
Namun demikian, Badan Geologi menegaskan bahwa belum terdapat indikasi kuat menuju erupsi magmatik. Oleh karena itu, status aktivitas gunung api tetap berada pada Level II.
Pemantauan akan terus dilakukan secara intensif untuk mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi.
Potensi Bahaya yang Perlu Diwaspadai
Meski status masih Waspada, terdapat beberapa potensi bahaya yang perlu diperhatikan masyarakat. Salah satunya adalah kemungkinan terjadinya erupsi yang dipicu oleh gempa tektonik di sekitar gunung.
Selain itu, terdapat potensi erupsi freatik. Jenis erupsi ini dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului peningkatan kegempaan yang signifikan.
Ancaman lain berasal dari hembusan gas vulkanik di sekitar area solfatara dan fumarol. Gas-gas tersebut dapat berbahaya jika terhirup dalam konsentrasi tinggi.
Pihak berwenang mengingatkan bahwa bahaya gas vulkanik sering kali tidak terlihat secara kasat mata. Oleh karena itu, kepatuhan terhadap rekomendasi keselamatan sangat penting.
Rekomendasi untuk Masyarakat dan Pendaki
Dengan status Level II (Waspada), masyarakat dan pengunjung diimbau untuk tidak beraktivitas terlalu dekat dengan kawah gunung.
Area dengan radius tertentu dari kawah dinyatakan sebagai zona yang harus dihindari. Larangan ini bertujuan untuk meminimalkan risiko jika terjadi aktivitas mendadak.
Masyarakat juga diminta tidak berada di sekitar area solfatara dan fumarol, terutama saat kondisi cuaca mendung atau hujan. Pada kondisi tersebut, konsentrasi gas berbahaya dapat meningkat.
Selain itu, masyarakat di sekitar gunung diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Peran Pemantauan Berkelanjutan
Pemantauan aktivitas Gunung Bur Ni Telong dilakukan secara berkelanjutan oleh petugas di pos pengamatan setempat. Data kegempaan, deformasi, dan visual dikumpulkan setiap saat.
Hasil pemantauan ini menjadi dasar dalam pengambilan keputusan terkait status gunung api. Jika terjadi perubahan signifikan, status akan ditinjau kembali dan diperbarui.
Pemerintah daerah bersama instansi terkait juga menyiapkan langkah-langkah mitigasi jika diperlukan. Koordinasi lintas sektor menjadi kunci dalam menghadapi potensi bencana.
Pentingnya Literasi Kebencanaan
Peristiwa peningkatan aktivitas gunung api menjadi pengingat pentingnya literasi kebencanaan bagi masyarakat. Pemahaman yang baik akan membantu masyarakat bersikap lebih tenang dan rasional.
Masyarakat diharapkan selalu mengikuti informasi resmi dari instansi berwenang, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Dengan informasi yang akurat, potensi kepanikan dapat diminimalkan. Masyarakat juga dapat mengambil langkah-langkah perlindungan diri secara tepat.
Penutup
Peningkatan aktivitas kegempaan di Gunung Bur Ni Telong menjadi perhatian serius bagi otoritas kebencanaan. Meski demikian, status aktivitas gunung api masih berada pada Level II (Waspada).
Hasil pengamatan menunjukkan tidak adanya aktivitas visual yang mengarah pada erupsi dalam waktu dekat. Penurunan kegempaan setelah lonjakan awal juga menjadi indikator positif.
Masyarakat di sekitar gunung diimbau untuk tetap waspada, mematuhi rekomendasi keselamatan, dan tidak mudah terprovokasi oleh isu yang tidak jelas sumbernya.
Dengan pemantauan yang ketat dan kesiapsiagaan bersama, potensi risiko dapat diminimalkan. Gunung Bur Ni Telong akan terus diawasi, dan setiap perkembangan akan disampaikan secara resmi kepada masyarakat.

Cek Juga Artikel Dari Platform infowarkop.web.id
