georgegordonfirstnation.com MTQ Tingkat Kecamatan Sepatan dibuka dengan suasana yang khidmat. Acara ini dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Soma Atmaja, bersama tokoh masyarakat dan unsur pemerintah. Dalam momen itu, ia tidak hanya menyampaikan pesan lomba tetapi juga mengajak warga menaruh perhatian pada saudara-saudara di Pulau Sumatera yang sedang menghadapi bencana besar.
Masyarakat diharapkan tetap merasakan duka yang menimpa saudara sebangsa. Kemeriahan acara keagamaan, menurutnya, harus dibarengi dengan empati dan doa untuk korban bencana.
Ajakan untuk Shalat Ghaib dan Doa Bersama
Sekda mengajak peserta dan pengunjung MTQ untuk memanjatkan doa bagi para korban yang meninggal dunia. Ia juga mendorong pelaksanaan shalat ghaib agar dukungan spiritual bisa terus mengalir.
Bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat membawa duka yang dalam. Karena itu, masyarakat di Tangerang juga perlu ikut mendoakan mereka.
“Mari kita kirim doa terbaik untuk korban. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan,” ucapnya.
Pesan tersebut disambut dengan antusias oleh jamaah yang hadir. Nilai keimanan dan kepedulian menjadi satu kesatuan dalam syiar Al-Qur’an.
Pemkab Tangerang Kirim Bantuan
Pada kesempatan yang sama, Sekda menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Tangerang telah mengirimkan bantuan ke daerah terdampak. Bantuan dikirim melalui PMI Kabupaten Tangerang, terdiri dari tiga personel relawan dan satu mobil tangki air bersih.
Bantuan logistik air bersih dianggap sangat penting. Banyak warga sulit mendapatkan sumber air layak setelah fasilitas umum dan permukiman terendam banjir. Koordinasi dilakukan bersama PMI pusat agar distribusi berjalan baik.
Sekda mengingatkan untuk terus mendoakan para petugas yang berada di garis depan. Mereka bekerja dalam kondisi sulit, menghadapi cuaca ekstrem dan medan yang berat. Dukungan masyarakat akan menjadi semangat tambahan bagi para relawan.
“Semoga seluruh petugas diberikan kesehatan dan perlindungan,” tambahnya.
Makna MTQ: Bukan Hanya Kompetisi
Soma Atmaja menegaskan bahwa MTQ harus menjadi ajang memperkuat ukhuwah Islamiah. Kompetisi tilawah bukan satu-satunya tujuan. Ada nilai ibadah dan silaturahmi yang harus terjaga.
Ia berharap para kafilah menampilkan kemampuan terbaik. Namun, mereka juga harus memahami bahwa kemenangan tidak lebih penting daripada manfaat kebaikan yang dibawa Al-Qur’an.
“MTQ bukan sekadar perlombaan. Ia juga menjadi pengingat agar kita peduli pada sesama,” tuturnya.
Semangat berbagi dan saling membantu menjadi pesan yang terus diulang sepanjang acara pembukaan.
Kegiatan Keagamaan yang Menguatkan Kemanusiaan
Pembukaan MTQ menghadirkan suasana syiar yang hidup dan menyentuh hati. Warga yang hadir merasa bahwa perayaan keagamaan menjadi lebih bermakna saat dikaitkan dengan aksi kemanusiaan.
Bencana di Sumatera menjadi pengingat bahwa setiap daerah saling terhubung dalam persaudaraan. Ketika satu wilayah terkena musibah, wilayah lain terpanggil untuk membantu. Itulah nilai gotong royong yang terus dijaga dalam kehidupan berbangsa.
Di tengah ketidakpastian, doa menjadi kekuatan yang dapat menyatukan semua hati. Sekda mengajak masyarakat menjadikan MTQ sebagai sarana menumbuhkan rasa kemanfaatan dan ketulusan dalam beragama.
Menumbuhkan Generasi Berakhlak Qur’ani
Peserta MTQ, terutama generasi muda, diharapkan tidak hanya fokus pada kemampuan membaca ayat. Mereka juga perlu menerapkan nilai Al-Qur’an dalam sikap. Empati, kepedulian, dan kesediaan membantu sesama adalah bagian dari akhlak Qur’ani.
Melalui kegiatan ini, pemerintah berharap lahir generasi yang kuat secara spiritual dan peka terhadap kondisi sosial. Generasi yang tidak hanya menghafal ayat, tetapi juga menghidupkannya dalam tindakan nyata. saudara yang sedang diuji di Sumatera.

Cek Juga Artikel Dari Platform carimobilindonesia.com
