Skip to content
georgegordonfirstnation
Menu
  • About
  • Blog
  • Contact
  • Home
  • Portfolio
  • Resources
  • Sample Page
Menu

Cucu Soeharto Berharap Sang Kakek Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Sebut Jasa 32 Tahun Pimpin Indonesia

Posted on November 9, 2025November 9, 2025 by admin

georgegordonfirstnation.com Harapan agar Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, mendapat gelar pahlawan nasional kembali mencuat. Dorongan ini datang dari cucunya, Danty Indriastuti Purnamasari, yang menilai bahwa kakeknya memiliki jasa besar dalam pembangunan bangsa selama 32 tahun memimpin Indonesia.

Danty menyampaikan harapannya secara terbuka dalam sebuah acara yang dihadiri sejumlah tokoh nasional. Ia menegaskan bahwa pandangannya bukan semata karena hubungan darah, melainkan karena melihat rekam jejak dan pengaruh panjang Soeharto terhadap sejarah Indonesia modern.

“Sebagai cucu, tentu saya berharap beliau mendapatkan gelar pahlawan. Terlepas dari berbagai pandangan, jasa kakek dalam membangun bangsa sudah nyata dirasakan banyak orang,” ujar Danty.


Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Nama Soeharto memang masuk dalam daftar tokoh yang diusulkan untuk memperoleh gelar pahlawan nasional tahun ini. Usulan tersebut berasal dari sejumlah organisasi masyarakat, akademisi, dan tokoh politik yang menilai kiprah Soeharto di masa pemerintahannya telah meninggalkan warisan pembangunan yang signifikan.

Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) akan menilai setiap usulan berdasarkan syarat yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Proses penilaian dilakukan secara berlapis melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Nasional sebelum keputusan akhir ditetapkan oleh Presiden.

Soeharto, yang memimpin Indonesia selama lebih dari tiga dekade, dikenal sebagai sosok dengan kebijakan ekonomi dan pembangunan yang masif. Meski demikian, masa pemerintahannya juga diwarnai kontroversi, terutama terkait isu kebebasan politik dan hak asasi manusia.


Harapan Keluarga dan Pandangan Danty

Danty Indriastuti Purnamasari, yang merupakan putri dari Siti Hardijanti Hastuti Rukmana (Tutut Soeharto), menilai bahwa pengakuan negara dalam bentuk gelar pahlawan merupakan bentuk penghargaan terhadap kontribusi nyata Soeharto dalam memajukan Indonesia.

Menurut Danty, selama 32 tahun memimpin, Soeharto berhasil menegakkan stabilitas nasional, membangun infrastruktur, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat. Ia juga menyoroti bahwa masa pemerintahan Soeharto membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan, pertanian, dan ekonomi rakyat.

“Kakek saya memimpin Indonesia di masa yang sulit, tapi beliau fokus pada pembangunan. Banyak program beliau yang masih dirasakan manfaatnya sampai sekarang,” kata Danty.


Jejak Pembangunan di Era Orde Baru

Selama masa kepemimpinan Soeharto, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Program Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) menjadi salah satu tonggak utama pembangunan nasional. Melalui kebijakan ini, pemerintah berupaya memperkuat sektor pertanian, memperluas jaringan listrik dan irigasi, serta meningkatkan pembangunan sekolah di berbagai daerah.

Selain itu, Soeharto dikenal sebagai tokoh yang mendorong swasembada pangan, yang membuat Indonesia sempat menjadi salah satu negara pengekspor beras pada masa itu.

Di bidang pendidikan, pembangunan sekolah dasar hingga menengah digencarkan, termasuk program wajib belajar untuk anak-anak di pelosok negeri. Dalam bidang kesehatan, pemerintah memperluas jaringan puskesmas dan meluncurkan berbagai program imunisasi untuk masyarakat.

Danty menilai, capaian-capaian tersebut menjadi bukti nyata dedikasi Soeharto terhadap kesejahteraan rakyat Indonesia.


Kontroversi dan Pandangan Publik

Meski banyak yang mengakui keberhasilan Soeharto dalam bidang pembangunan, tak sedikit pula yang menilai masa pemerintahannya memiliki catatan kelam, terutama terkait pelanggaran hak asasi manusia dan pembatasan kebebasan politik.

Beberapa pengamat sejarah berpendapat bahwa penilaian terhadap sosok Soeharto perlu dilakukan secara objektif. Mereka mengingatkan agar penetapan gelar pahlawan mempertimbangkan seluruh aspek, baik jasa maupun sisi gelap kepemimpinan yang pernah terjadi.

Namun, sebagian masyarakat menilai sudah waktunya Indonesia berdamai dengan sejarah. Mereka berpendapat bahwa kontribusi besar Soeharto terhadap pembangunan tidak bisa dihapus begitu saja, meski diwarnai dengan kontroversi.


Dukungan dari Tokoh Politik

Sejumlah tokoh politik nasional juga memberikan pandangan serupa. Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menyatakan tidak keberatan jika Soeharto mendapat gelar pahlawan nasional, selama proses penilaiannya dilakukan secara transparan dan sesuai aturan hukum.

Menurutnya, penilaian terhadap Soeharto harus dilihat dari keseimbangan antara kontribusi dan catatan sejarah. “Kalau memang beliau dianggap berjasa besar, tidak ada salahnya diberi penghargaan. Yang penting prosesnya terbuka dan adil,” ujar Paloh dalam kesempatan terpisah.

Dukungan juga datang dari beberapa organisasi masyarakat yang menilai Soeharto sebagai tokoh yang membawa Indonesia ke masa stabilitas politik dan ekonomi yang kuat.


Penilaian dari Pemerintah

Pihak Kementerian Sosial belum memberikan pernyataan resmi terkait hasil penilaian usulan Soeharto sebagai calon pahlawan nasional. Namun, lembaga tersebut memastikan bahwa prosesnya berjalan objektif, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh undang-undang.

Proses penetapan gelar pahlawan biasanya melibatkan penelitian mendalam terhadap rekam jejak, jasa, dan kontribusi calon tokoh terhadap bangsa dan negara. Pemerintah menegaskan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan Presiden.


Kesimpulan

Harapan agar Soeharto mendapat gelar pahlawan nasional mencerminkan keinginan sebagian masyarakat untuk memberikan pengakuan atas jasanya selama memimpin Indonesia. Bagi Danty Indriastuti Purnamasari, sang cucu, penghargaan tersebut bukan hanya simbol kebanggaan keluarga, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap sosok yang telah memberikan kontribusi besar dalam membangun bangsa.

Terlepas dari pro dan kontra yang muncul, diskusi mengenai Soeharto tetap menjadi refleksi penting bagi perjalanan sejarah Indonesia. Masyarakat diharapkan dapat melihat masa lalu secara utuh — dengan menghargai keberhasilan sekaligus belajar dari kekurangan.

Apapun hasilnya nanti, perdebatan soal gelar pahlawan untuk Soeharto akan selalu menjadi bagian dari dinamika sejarah bangsa yang terus berkembang seiring waktu.

Cek Juga Artikel Dari Platform wikiberita.net

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Archives

  • November 2025
  • October 2025
  • September 2025

Categories

  • Internarsional
  • Nasional
  • Viral
©2025 georgegordonfirstnation | Design: Newspaperly WordPress Theme