Skip to content
georgegordonfirstnation
Menu
  • About
  • Blog
  • Contact
  • Home
  • Portfolio
  • Resources
  • Sample Page
Menu

Festival Pacu Jalur Riau Bikin Dunia Terkesima, Tarian Bocah 11 Tahun Jadi Sorotan Global

Posted on November 1, 2025November 1, 2025 by admin

georgegordonfirstnation.com Festival budaya Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau, kembali menarik perhatian publik internasional.
Semua bermula dari aksi viral seorang bocah berusia sebelas tahun bernama Rayyan Arkan Dikha.
Dalam video yang tersebar luas di media sosial, Rayyan menari dengan gaya khas di atas perahu tradisional saat lomba berlangsung.

Gerakannya yang energik dan spontan membuat banyak orang kagum.
Tarian Rayyan tak hanya menghibur, tapi juga memperlihatkan semangat dan kebanggaan budaya lokal.
Aksi itu menyebar cepat di berbagai platform, dari TikTok hingga Instagram, dan bahkan mendapat tanggapan dari sejumlah selebritas dunia.

Beberapa atlet internasional ikut meniru gaya Rayyan, termasuk Alex Albon dari Formula 1 dan Marc Marquez dari MotoGP.
Fenomena ini menjadikan Pacu Jalur bukan lagi sekadar lomba lokal, melainkan simbol baru kebanggaan budaya Indonesia di mata dunia.

Lonjakan Wisatawan dan Dampak Ekonomi

Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, menyebut viralnya tarian Rayyan membawa dampak besar terhadap sektor pariwisata daerah.
Ia mengatakan, kunjungan wisatawan meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika sebelumnya Pacu Jalur menarik sekitar satu juta penonton, tahun ini jumlahnya menembus lebih dari satu setengah juta orang.

Dampak ekonominya juga luar biasa.
Nilai perputaran uang dari festival ini diperkirakan mencapai lebih dari Rp 70 miliar.
Hotel-hotel di sekitar Kuantan Singingi penuh, pedagang kaki lima kebanjiran pelanggan, dan transportasi lokal mengalami lonjakan penumpang.

Roni menyebut, untuk pertama kalinya, wisatawan asing datang langsung menyaksikan Pacu Jalur.
Mereka bukan hanya turis biasa, tapi juga jurnalis dan pembuat konten yang ingin mendokumentasikan tradisi ini untuk dunia internasional.
“Sekarang, orang luar negeri sudah tahu Pacu Jalur. Ini luar biasa bagi promosi budaya Riau,” ujarnya dalam sebuah wawancara.

Lomba Tradisional yang Jadi Magnet Dunia

Pacu Jalur merupakan perlombaan perahu kayu panjang yang digelar di Sungai Kuantan.
Setiap perahu atau “jalur” bisa diisi oleh puluhan pendayung dari berbagai desa dan kabupaten.
Mereka berlomba mendayung dengan kecepatan dan kekompakan tinggi sambil mempertahankan keseimbangan perahu yang panjangnya bisa mencapai 40 meter.

Ajang tahun ini diikuti lebih dari 200 tim dari berbagai daerah di Riau.
Hadiah totalnya mencapai hampir Rp 1 miliar, menjadikannya salah satu festival budaya terbesar di Indonesia.
Namun bagi masyarakat setempat, Pacu Jalur bukan sekadar lomba, melainkan warisan leluhur yang sarat makna dan semangat persaudaraan.

Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-17.
Dulu, perahu kayu digunakan untuk mengangkut barang dan orang di sepanjang Sungai Kuantan.
Seiring waktu, kegiatan itu berkembang menjadi perlombaan rakyat yang akhirnya dikenal luas sebagai Pacu Jalur.

Kemeriahan di Tepian Sungai Kuantan

Suasana di tepi Sungai Kuantan selalu menjadi daya tarik utama festival ini.
Ribuan penonton memenuhi tribun dan tepi sungai sejak pagi.
Sebagian bahkan rela berdiri di air dangkal agar bisa melihat perahu berlomba dari jarak dekat.

Deretan tenda, spanduk warna-warni, dan payung penonton menambah semarak suasana.
Musik tradisional menggema di sepanjang sungai, berpadu dengan teriakan semangat para pendukung tim.
Bagi masyarakat Riau, Pacu Jalur bukan hanya olahraga, tetapi juga pesta rakyat yang mempererat kebersamaan.

Salah satu penonton asal Australia, Duncan McNaught, mengatakan bahwa ia datang khusus untuk mendokumentasikan festival ini.
“Saya ingin menunjukkan Pacu Jalur kepada dunia. Ini luar biasa, para pendayungnya benar-benar hebat,” ujarnya.
Kekagumannya menggambarkan betapa kuat pesona budaya lokal ini di mata orang asing.

Daya Tarik Budaya dan Kebanggaan Lokal

Fenomena tarian Rayyan telah memperluas pengaruh Pacu Jalur ke ranah global.
Anak kecil yang menari polos di atas perahu kini menjadi simbol semangat budaya Riau.
Ia menunjukkan bahwa kebanggaan terhadap warisan lokal bisa lahir dari hal sederhana, lalu tumbuh besar melalui media sosial.

Banyak warga dari luar daerah ikut datang setelah menonton video Rayyan.
Salah satunya, Yuyun Kurnia dari Medan, rela menempuh perjalanan panjang untuk melihat langsung lomba tersebut.
Menurutnya, atmosfer Pacu Jalur sangat berbeda dari festival lain di Indonesia.
“Melihat langsung lebih seru daripada di video. Suasananya penuh semangat dan rasa kebersamaan,” ujarnya dengan antusias.

Simbol Kebangkitan Budaya Riau

Kini Pacu Jalur tak lagi hanya dikenal oleh masyarakat lokal.
Ia telah menjadi warisan budaya yang mewakili semangat gotong royong, kreativitas, dan kebanggaan daerah.
Tarian Rayyan menjadi bukti bahwa budaya bisa tetap hidup dan relevan di era digital.

Festival ini juga menginspirasi generasi muda untuk mencintai tradisi daerahnya.
Anak-anak di Riau mulai berlatih mendayung dan mengenal makna di balik Pacu Jalur.
Pemerintah daerah pun berencana memperluas promosi festival ini ke level internasional.

Dengan pesona budaya yang autentik dan daya tarik wisata yang kuat, Pacu Jalur kini menjadi ikon Riau di mata dunia.
Dari sungai kecil di Kuantan Singingi, semangat tradisi itu kini mengalir hingga ke berbagai penjuru dunia — membawa pesan sederhana:
bahwa budaya lokal Indonesia mampu berdiri sejajar dengan tradisi global.

Cek Juga Artikel Dari Platform dapurkuliner.com

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Archives

  • November 2025
  • October 2025
  • September 2025

Categories

  • Internarsional
  • Nasional
  • Viral
©2025 georgegordonfirstnation | Design: Newspaperly WordPress Theme